Estellex – TikTok kemungkinan besar akan segera dilarang di Amerika usai Presiden Joe Biden menandatangani RUU TikTok menjadi undang-undang. Induk perusahaan TikTok, ByteDance diberikan waktu 270 hari untuk menjual TikTok sebelum nantinya aplikasi video populer ini resmi dilarang secara nasional.
Senat Amerika Serikat pada Selasa, 23 April 2024 mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok bila pemilik media sosial tersebut, ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar Cina selama 9-12 bulan sejak undang-undang itu berlaku.
Baca Juga : iPhone 15 Makin Gak Laku Padahal Sudah Diskon Gede-gedean
Hal ini pun menuai beragam respon baik dari pihak TikTok hingga warga dunia. Berikut ini fakta-fakta selengkapnya :
Alasan TikTok Dilarang di Amerika
Sebelumnya, politikus AS menilai TikTok sebagai ancaman bagi keamanan nasional karena dimiliki oleh ByteDance asal Cina sehingga khawatir data penggunanya di AS yang mencapai 170 juta orang akan diberikan kepada pemerintah Tiongkok.
TikTok sendiri telah membantah pernyataan bahwa mereka dapat digunakan sebagai alat pemerintah Tiongkok. Perusahaan juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah membagikan data pengguna AS kepada otoritas Tiongkok dan tidak akan melakukannya jika diminta.
ByteDance Memilih Tutup
ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya yang merugi. Itu daripada menjualnya jika perusahaan Cina ini gagal dengan semua opsi hukum untuk melawan undang-undang yang melarang platform tersebut dari toko aplikasi di Amerika Serikat, menurut sumber Reuters, Jumat, 26 April 2024.
Hal ini dikarenakan TikTok berbagi algoritma inti yang sama dengan aplikasi domestik ByteDance seperti platform video pendek Douyin, kata tiga sumber.
Memisahkan algoritma dari aset TikTok di Amerika akan menjadi prosedur yang sangat rumit dan ByteDance kemungkinan besar tidak akan mempertimbangkan opsi tersebut. ByteDance juga tak akan setuju untuk menjual salah satu asetnya yang paling berharga kepada pesaingnya.
Negara yang Melarang Aplikasi Tiktok
Menurut situs DW, India yang merupakan negara tetangga China adalah salah satu negara pertama yang menerapkan pembatasan pada TikTok dan aplikasi Cina lainnya. India melarang sekitar 60 aplikasi Cina, termasuk TikTok, selama konfrontasi militer di sepanjang perbatasan Himalaya yang berbatasan dengan Cina. Larangan permanen telah diberlakukan sejak tahun 2020, dengan alasan keamanan data warganya.
Sementara itu, di Afghanistan kelompok Taliban yang telah mengambil alih negara tersebut melarang penggunaan TikTok tahun 2022 dengan alasan masalah moral. Aplikasi ini juga tidak tersedia untuk pengguna di Iran karena TikTok disebut telah memblokir alamat IP Iran.
Sementara itu, rezim totaliter di Teheran telah memblokir hampir semua platform media sosial utama seperti YouTube, X, Instagram, WhatsApp, Facebook, dan Telegram. Aplikasi TikTok juga telah dilarang dengan alasan yang sama oleh pemerintah Kirgistan, Uzbekistan, Nepal dan Somalia.
Nasib 170 Juta Pengguna Tiktok di Amerika
Menurut situs AP News, TikTok yang digunakan oleh lebih dari 170 juta orang Amerika, kemungkinan besar tidak akan hilang begitu saja dari ponsel penggunanya meskipun larangan pada akhirnya mulai berlaku. Namun aplikasi tersebut akan hilang dari toko aplikasi Apple dan Google, yang berarti pengguna tidak akan dapat mengunduhnya.
Hal ini juga berarti bahwa TikTok tidak akan dapat mengirim pembaruan, patch keamanan dan perbaikan bug. Lalu seiring berjalannya waktu, aplikasi tersebut kemungkinan besar tidak dapat digunakan, belum lagi risiko keamanannya.
Hal itu tentunya sangat disayangkan terutama bagi remaja yang menggandrunginya, salah satunya karena banyak anak muda yang juga menjadi content creator di TikTok.
Bagi yang tidak bisa lepas dari TikTok dengan mudah, mencari cara untuk menghindari larangan pemerintah AS bukan hal yang mustahil. Misalnya, pengguna dapat mencoba menyembunyikan lokasi mereka menggunakan VPN, atau jaringan pribadi virtual, menggunakan toko aplikasi alternatif, atau bahkan memasang kartu SIM asing ke ponsel mereka.