Militer Israel dikabarkan mulai kehabisan senjata untuk melanjutkan perangnya di Timur Tengah menyusul saling serang Tel Aviv dengan milisi Hizbullah di Lebanon dan agresi brutalnya yang masih berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.
Financial Times melaporkan Israel belakangan mulai “kekurangan” rudal pertahanan udara sehingga pemerintah saat ini dikabarkan tengah meminta bantuan dari Amerika Serikat.
“Kendala pasokan [dan tuntutan perang telah membuat militer Israel] mengandalkan AS untuk mengisi celah dalam perisai pelindung,” lapor Financial Times seperti dikutip Al Jazeera.
Perang Israel di Timur Tengah belakangan semakin panas, terutama pasca Iran meluncurkan serangan rudal balistik dan hipersonik pada 1 Oktober lalu.
Iran mengeklaim 90 persen serangannya berhasil mengenai target sasaran. Sementara Israel mengeklaim serangan Iran sebagian besar berhasil dicegat.
Pasca serangan Iran, Israel menyatakan bakal melancarkan serangan balasan ke Iran. Sejumlah pihak pun menduga serangan balasan tersebut akan menyasar fasilitas minyak bahkan nuklir Teheran.
Negara-negara lantas was-was dan mulai mendesak embargo senjata terhadap Israel guna mencegah eskalasi konflik. Prancis adalah salah satu negara yang menyerukan embargo senjata ke Israel.
Meski begitu, dalam beberapa hari terakhir, AS mengumumkan pihaknya sedang mengerahkan sistem anti-rudal THAAD ke Israel. Pengerahan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan nyata Washington terhadap Zionis.