5 Fakta Tentang Sarkoma: Gejala, Jenis dan Penanganannya

5 Fakta Tentang Sarkoma: Gejala, Jenis dan Penanganannya

Posted by

Artis cantik Alice Norin, mengumumkan jika dirinya menderita kanker sarkoma rahim.

Faktanya, sarkoma bukan hanya bisa menyerang rahim tetapi penyakit yang memiliki 70 jenis subtipe.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre Dr Richard Quek mengatakan, sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak.

“Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda,” kata dia saat temu media via zoom di Teras Budhe, Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Apa Itu Sarkoma?

Sarkoma merupakan tumor kanker yang muncul dari jaringan lunak tubuh, seperti sel otot dan lemak, pembuluh darah dan jaringan ikat fibrosa.

Sel-sel tersebut semuanya bisa berubah menjadi kanker, misalnya sel-sel lemak itu bisa berubah menjadi Liposarkoma.
Kemudian sel otot bisa menjadi Leiomyosarcoma, untuk tulang bisa menjadi Osteosarkoma, sedangkan di rahim bisa menjadi sarcoma uterus.

Baca juga: Klaim Lolos Jadi Anggota DPR, Verrell Bramasta Siap Tidak Hidup Glamor hingga Terima Kritikan Pedas

Sarkoma berkembang dari jaringan mesodermal (sistem musculoskeletal, sistem kardiovaskular serta jaringan ikat), berbeda dengan sebagian besar kanker lainnya yang berkembang dari jaringan epidermis (lapisan kulit terluar pada tubuh).
Fakta-fakta tentang sarkoma

1. Ada lebih dari 70 subtipe sarkoma

Sarkoma merupakan penyakit yang beragam dan heterogen yang memiliki beberapa etiologic atau akar penyebab.

Setidaknya terdapat sekitar 70 penyakit dengan subtype yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda.

“Ke-70 jenis sarkoma yang menyerang jaringan rusak ataupun tulang, dan masing-masingnya itu memiliki tipe yang berbeda-beda. Setiap 70 jenis sarokoma ini memiliki terapi atau pengobatan yang berbeda-beda, sehingga sarkoma bukanlah satu diagnosis sama, tetapi penyakit itu memiliki jenis yang berbeda-beda,” kata Dr Richard.

Penyakit itu secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang.

Sarkoma jaringan lunak mempengaruhi jaringan lunak tubuh. Mereka selanjutnya dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan atau area spesifik yang terkena.

 Subtipe sarkoma jaringan lunak yang umum meliputi:

• Leiomyosarcoma – sarkoma yang timbul dari otot polos rahim atau vena

• Liposarcoma – sarkoma yang muncul dari jaringan lemak, biasanya di batang tubuh dan anggota badan

• Angiosarcoma – sarkoma yang timbul dari pembuluh darah

Subtipe sarkoma tulang yang umum meliputi:

• Osteosarcoma – sarkoma yang muncul dari tulang panjang

• Sarkoma Ewing – sarkoma yang mempengaruhi tulang atau jaringan lunak

• Chondrosarcoma – sarkoma yang mempengaruhi tulang rawan Tumor stroma gastrointestinal (GIST) adalah salah satu bentuk sarkoma paling umum yang muncul dari saluran pencernaan. Hal ini ditandai dengan mutasi pada gen KIT atau PDGFRA.

2. Kebanyakan subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya

Risiko seseorang terkena kanker bergantung pada banyak hal, antara lain usia, genetika, gaya hidup, dan faktor lingkungan.

Sebagian besar subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Faktor risiko umum untuk sarkoma meliputi:

• Paparan bahan kimia – paparan bahan kimia penyebab kanker dan zat berbahaya lainnya seperti monomer vinil klorida, dioksin, atau arsenic.

• Paparan virus – paparan terhadap virus tertentu seperti Human Herpesvirus 8 (HHV8), juga disebut Kaposi Sarcoma Herpesvirus (KSHV), dapat menyebabkan berkembangnya subtipe sarkoma yang dikenal sebagai sarkoma Kaposi pada individu dengan kekebalan rendah.

• Paparan radiasi – paparan radiasi, biasanya setelah perawatan radiasi untuk kanker lain, dapat meningkatkan risiko sarkoma terkait radiasi pada seseorang.

• Kelainan genetik – penyakit yang diturunkan secara genetik seperti sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis tipe 1, dan poliposis adenomatosa familial, dapat meningkatkan risiko sarkoma pada seseorang.

• Pembengkakan jangka panjang – limfedema, pembengkakan yang terus-menerus, atau sistem limfatik yang tersumbat atau sakit, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena subtipe sarkoma yang disebut limfangiosarkoma.

Baca Juga : Arab Saudi Beri Hadiah 100 Ton Kurma untuk Indonesia, Bakal Disalurkan ke Masjid dan Ormas

3. Tanda dan gejala sarkoma bervariasi

Tanda dan gejala sarkoma biasanya bergantung pada subtipe dan tempat kejadiannya:

Sarkoma jaringan lunak

• Benjolan dan benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit
• Sakit perut yang terus-menerus
• Tinja berwarna hitam
• Darah pada tinja atau muntahan
• Lesi kulit
• Pembengkakan terus-menerus

Sarkoma tulang

• Nyeri tulang yang terus-menerus, terutama pada malam hari
• Pembengkakan tulang
• Patah tulang akibat trauma minimal atau tanpa sebab yang jelas
• Benjolan disertai nyeri dan bengkak pada stadium lanjut
• Mobilitas terbatas
• Sensasi mati rasa, kesemutan atau kelemahan (dalam kasus kanker tulang belakang)

“Sarkoma itu biasanya tumbuh dengan perlahan dan dia tidak menyebar, jadi hanya bertumbuh di satu tempat saja,” jelas Dr Richard Quek.

4. Deteksi dini

Sehingga untuk mendeteksi dini apabila diri merasakan adanya benjolan di tubuh yang terus bertumbuh.

Mulai dari ukurannya yang terus bertambah, dan apalagi menyebabkan rasa tidak nyaman maka harus segera diperiksa jangan berasumsi bahwa itu hanya lipoma atau sel tumor lemak.

5. Sarkoma kompleks dan sulit diobati

Akibat sarkoma jarang terjadi dan heterogen, pengobatannya sangat sulit.

Umumnya, pengobatan akan mempertimbangkan subtipe sarkoma tertentu, karakteristik tumor (yaitu lokasi, tingkat dan ukuran), dan usia pasien serta kesehatan secara umum.

Menurutnya, setiap subtipe yang berbeda mempunyai karakteristik uniknya sendiri, respons pengobatan, dan hasil klinisnya.

Karena itulah, rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan untuk setiap pasien individu dan penyakit dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien.

“Sarkoma adalah penyakit yang tidak umum terjadi dan yang terpenting adalah mendapatkan diagnosis yang benar itu adalah kuncinya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan molekuler untuk mengetahui karakteristik dan juga subtitle dari pasien, supaya kita bisa memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan sifat molekul tersebut,” jelas Dr Richard.

Dokter mungkin menyarankan pilihan pengobatan khusus seperti:

• Pembedahan – di mana tumor diangkat bersama dengan jaringan sehat di sekitarnya. Subtipe sarkoma tertentu seperti chondrosarcoma paling baik diobati dengan operasi saja

• Terapi radiasi – di mana sinar atau partikel berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker

• Kemoterapi – prosedur yang mengganggu kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan membelah. Sarkoma yang sensitif terhadap kemoterapi termasuk sarkoma Ewing dan rhabdomyosarcoma

• Terapi target – di mana obat atau antibodi buatan menghambat pertumbuhan sel sarcoma.

Tersedia Juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *