ESTELLEX – Vatikan mengungkapkan kekhawatirannya atas pemberian izin Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin mengungkapkan dengan pemberian kewenangan Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia menggunakan senjata buatan Barat, maka peperangan akan semakin membesar.
“Izin bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata Barat dapat menyebabkan eskalasi yang tidak terkendali,” kata Parolin Kamis (30/5/2024) dikutip dari ANSA.
BACA JUGA : Belanda Izinkan Ukraina Gunakan Jet Tempur F-16 untuk Invasi Balik Rusia
Kardinal Parolin juga meminta keada seluruh dunia untuk memperhatikan hal tersebut, karena peperangan kemungkinan akan meluas dan sulit dikendalikan oleh siapa pun.
Sebelumnya, Paus Fransiskus pada bulan Maret menyebut Ukraina sebagai pihak yang kalah dalam perang dengan Rusia dan mengatakan Ukraina harus berani mengakuinya dengan menyetujui negosiasi.
Menjawab pertanyaan seorang jurnalis tentang sikapnya terhadap kemungkinan kekalahan Ukraina, Paus mengatakan bahwa dia menganggap orang yang memikirkan masyarakat dan melihat situasi, dan yang “memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi,” adalah orang yang lebih kuat.
Negara-negara Barat sekutu Ukrainna telah mmemberikan izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Terakhir, Presiden AS Joe Biden memberi izin ke Ukraina untuk menggunakan sennjata bantuannya menyerang spot di Rusia yang dijadikan lokasi menyerang wilayah Ukraina.
BACA JUGA : Tegang! 38 Pesawat Militer China Terdeteksi di Sekitar Taiwan
The New York Times mengatakan, srangan-serangan Rusia terutama penyerbuan dengan jet temput menggunakan pangkalan udara dari Rusia.
Jet-jet tempur tersebut kemudian menuju wilayah perbatasan dan meluncurkan rudal atau bom luncurke wilayah Ukraina.
Dengan menggunakan rudal ATACMS buatan AS, Ukraina akan membuat perhitungan dengan Rusia. Pasalnya rudal tersebut dapat menempuh jarak ratusan kilometer dan sulit dideteksi oleh radar.
Demikian pula dengan Prancis. Presiden Emmanuel Macron telah mengizinkan tentara Volodymyr Zelensky untuk menggunakan rudal jelazahnya, SCALP yang memilik jarak jelajah 90 kolimeter untuk menyerang Rusia.