ESTELLEX – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Amerika Serikat menyatakan tidak berencana mengirim penasihat militernya ke Ukraina.
Namun, mereka akan mengambil alih koordinasi pelatihan Angkatan Bersenjata Ukraina.
“Jadi, para penasihat. Hal ini saat ini tidak diperdebatkan di Aliansi. NATO tidak mempertimbangkan untuk mengirim penasihat NATO ke Ukraina. Sekretaris Jenderal tidak mendukung hal ini. Amerika Serikat tidak mempertimbangkan hal ini,” kata Wakil Tetap AS untuk Aliansi Julianne Smith dalam pertemuan dengan Kelompok Pengamat Militer Washington dikutip dari Strana, Senin (3/6/2024).
Baca juga: Barat Izinkan Ukraina Serang Rusia, Vatikan Khawatir Peperangan Makin Tak Terkendali
Smith menjelaskan bahwa perwakilan tetap mengkonfirmasi bahwa NATO mengakui akan mengambil alih koordinasi pelatihan Angkatan Bersenjata Ukraina.
“Namun, kami sedang mempelajari gagasan tersebut, memikirkan manfaat dan efektivitas yang akan ada jika NATO mengambil alih kemungkinan koordinasi persiapan,” kata diplomat tersebut.
Menurutnya, persiapan semacam itu akan dilakukan di luar Ukraina, dekat perbatasan Ukraina.
Instruktur F-16 Tiba di Kiev
Sementara itu, instruktur pilot jet tempur F-16 telah datang untuk pertama kalinya dari Yunani.
Para instruktur yang merupakan pilot berperngalaman tersebut akan melatih pilot-pilot asli Ukraina untuk mengawaki F-16 yang akan disediakan oleh sejumlah negara Uni Eropa.
Media Defence-Point mengungkapkan, bahwa Athena telah memiliki banyak pilot pesawat tempur buatan AS tersebut. “Mereka berpengalaman selama bertahun-tahun dalam penempatan pesawat tempur itu.”
Negara-negara NATO pada KTT Juli 2023 lalu telah membentuk koalisi F-16 dan akan mengirimkannya ke Ukraina serta memberikan pelatihan ke pilotnya untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina mengusir Rusia.
Anggota-anggota yang menjadi koalisi F-16 antara lain Belgia, Inggris, Denmark, Belanda, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania dan Swedia.
Sebulan kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Yunani bergabung dan menyatakan siap melatih pilot F-16 ke Kiev.
Baca juga: Belanda Izinkan Ukraina Gunakan Jet Tempur F-16 untuk Invasi Balik Rusia
Defense-Point mengungkap bahwa seorang anggota Angkatan Udara Yunani telah tiba di Kiev.
Menurut outlet media tersebut, pilot Yunani dapat memberikan banyak pengalaman kepada rekan-rekan mereka di Ukraina karena mereka telah selama beberapa dekade menggunakan pesawat tempur F-16 dalam pertempuran udara jarak dekat melawan negara tetangga Türkiye.
Sementara itu, dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter) pada hari Jumat, anggota parlemen Ukraina Aleksey Goncharenko, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa “kelompok pertama instruktur Perancis sudah dalam perjalanan ke Ukraina.”
Pada bulan Februari, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa NATO tidak boleh mengesampingkan pengerahan pasukannya ke Ukraina di masa depan.
Para pejabat Perancis dengan cepat mengklarifikasi bahwa yang dimaksud presiden adalah personel non-tempur.
Sementara dikuti dari Russia Today, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada wartawan Selasa lalu bahwa pengerahan resmi pasukan Barat ke Ukraina akan menjadi “langkah menuju konflik serius di Eropa dan konflik global.”
Sebelumnya diberitakan bahwa Denmark telah menyiapkan jet tempur F-16 dan segera dikirimkan ke Kiev pada musim panas. Sementara Belanda menyusul mengirimkannya pada musim gugur.
BACA JUGA : Tegang! 38 Pesawat Militer China Terdeteksi di Sekitar Taiwan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Kamis menyatakan bahwa “kita tidak bisa tidak mempertimbangkan pasokan sistem ini ke rezim Kiev sebagai sinyal tindakan yang disengaja oleh NATO di masa depan. bidang nuklir.”
Dikembangkan pada tahun 1970an, pesawat perang AS digunakan oleh negara-negara anggota NATO sebagai platform senjata nuklir.
Pada bulan Maret lalu, Presiden Putin juga menegaskan bahwa Moskow akan mempertimbangkan fakta bahwa pesawat tempur F-16 memiliki kemampuan nuklir.
Presiden menyatakan keyakinannya bahwa bertentangan dengan harapan Kiev, jet tempur buatan AS tidak akan mampu mengubah arah konflik.